-->

Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda, Tema 7, Subtema 1, Pembelajaran 3

Pada masa kepemimpinan Johanes Van Den Bosch, Belanda memperkenalkan sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa pertama kali diperkenalkan di Jawa dan dikembangkan di daerah-daerah lain di luar Jawa. Di Sumatra Barat, sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847. Saat itu, penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial. Sistem yang hampir sama juga dilaksanakan di tempat lain seperti Minahasa, Lampung, dan Palembang. Kopi merupakan tanaman utama di Sumatra Barat dan Minahasa. Adapun lada merupakan tanaman utama di Lampung dan Palembang. Di Minahasa, kebijakan yang sama kemudian juga berlaku pada tanaman kelapa.

Pelaksanaan tanam paksa banyak terjadi penyimpangan, di antaranya sebagai berikut.
  1. Jatah tanah untuk tanaman ekspor melebihi seperlima tanah garapan, apalagi jika tanahnya subur.
  2. Rakyat lebih banyak mencurahkan perhatian, tenaga, dan waktunya untuk tanaman ekspor sehingga banyak yang tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang sendiri.
  3. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi 1/5 tahun.
  4. Waktu pelaksanaan tanam paksa ternyata melebihi waktu tanam padi (tiga bulan) sebab tanaman-tanaman perkebunan memerlukan perawatan terus-menerus.
  5. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayarkan kembali kepada rakyat ternyata tidak dikembalikan kepada rakyat.
  6. Kegagalan panen tanaman wajib menjadi tanggung jawab rakyat/petani.
Adanya penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa membawa akibat yang memberatkan rakyat Indonesia. Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa tersebut antara lain: banyak tanah terbengkalai sehingga panen gagal, rakyat makin menderita, wabah penyakit merajalela, bahaya kelaparan melanda Cirebon dan memaksa rakyat mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri. Kelaparan hebat juga terjadi di Grobogan yang mengakibatkan banyak kematian sehingga jumlah penduduk menurun tajam.

Tanam paksa yang diterapkan Belanda di Indonesia ternyata mengakibatkan aksi penentangan. Berkat adanya kecaman dari berbagai pihak, akhirnya pemerintah Belanda menghapus tanam paksa secara bertahap. Salah satu tokoh Belanda yang menentang sistem tanam paksa adalah Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli.

Dia menentang tanam paksa dengan mengarang buku berjudul Max Havelaar. Edward Douwes Dekker mengajukan tuntutan kepada pemerintah kolonial Belanda untuk lebih memperhatikan kehidupan bangsa Indonesia karena kejayaan negeri Belanda itu merupakan hasil tetesan keringat rakyat Indonesia. Dia mengusulkan langkah-langkah untuk membalas budi baik bangsa Indonesia. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Pendidikan (edukasi).
  2. Membangun saluran pengairan (irigasi).
  3. Memindahkan penduduk dari daerah
Ayo Berlatih!
Ayo, temukan kosakata baku dan kata serapan pada bacaan yang berjudul “Sistem Tanam Paksa Pemerintah Kolonial Belanda”. Kemudian, carilah arti katanya. Kamu dapat mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertanya kepada Guru, atau berdiskusi.

Perhatikan cara-cara menggunakan kamus berikut.
  1. Pilihlah sebuah kata dari daftar kosakata barumu, misalnya: pilar.
  2. Bukalah kamusmu. Carilah daftar kata-kata yang dimulai dengan huruf awal “p”. Ingat, setiap kata pada kamus selalu diurutkan berdasarkan urutan abjad.
  3. Dalam daftar kata yang berhuruf awal “p”, carilah daftar kata yang dimulai dengan “pi”.
  4. Carilah daftar kata yang dimulai dengan “pil”. Kata pilar akan kamu temukan di antara kata-kata itu. Selamat mencari.
Kosakata pada Bacaan
Kosakata Baku Arti Kata
Wajib Harus dilakukan
Pemerintah Orang atau lembaga yang mengatur tata laksana suatu negara
Petani Orang berusaha atau berkegiatan mengolah tanah untuk diambil hasilnya
Panen Pemungutan/pengambilan hasil pertanian
Rakyat Orang yang berada di suatu negara dan diakui keberadaannya oleh pemerintah
Kosakata pada Bacaan
Kosakata Serapan Arti Kata
Kolonial Penjajah
Ekspor Mengirim atau menjual barang ke luar negeri
Edukasi Pendidikan
Irigasi Pengairan

Ayo Menulis!
Pahamilah bacaan di atas! Tuliskan informasi penting dalam bacaan dengan menggunakan prinsip: apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana!

Apakah tanam paksa itu?
Sistem yang memaksa rakyat menanam komoditas tertentu dengan peraturan tertentu.

Siapakah yang menerapkan tanam paksa itu?
Pemerintah kolonial Belanda.

Di manakah tanam paksa itu dilaksanakan?
Tanam paksa dilaksanakan di Pulau Jawa, Sumatra Barat, Minahasa, Lampung, dan Palembang

Bagaimana tanam paksa dilaksanakan?
Sistem tanam paksa dimulai sejak tahun 1847, ketika penduduk yang telah lama menanam kopi secara bebas dipaksa menanam kopi untuk diserahkan kepada pemerintah kolonial.

Apa akibat tanam paksa itu?
Akibat penyimpangan pelaksanaan tanam paksa antara lain: banyak tanah yang terbengkalai sehingga panen gagal; rakyat makin menderita; wabah penyakit merajalela; bahaya kelaparan di Cirebon yang memaksa rakyat mengungsi ke daerah lain untuk menyelamatkan diri; kelaparan hebat di Grobogan sehingga banyak terjadi kematian dan menyebabkan jumlah penduduk menurun tajam.

Siapakah penentang tanam paksa itu?
Penentang tanam paksa: rakyat Indonesia dan Douwes Dekker
Tahukah Kamu?

Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Pemerintah Kolonial

Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh bangsa Indonesia. Namun, lama-kelamaan, rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena niat jahat bangsa-bangsa Eropa itu mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia. Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Peristiwa Perlawanan terhadap Portugis

Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis pada tahun 1511, terjadilah persaingan dagang antara pedagang-pedagang Portugis dan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai perdagangan. Maka, terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis. Perlawanan tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528) berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
  2. Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568) berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.
  3. Sultan Iskandar Muda (1607–1636).
Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.

Pada awalnya, Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan diizinkan mendirikan benteng. Namun, lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan karena Portugis serakah, ikut campur dalam pemerintahan, membenci agama rakyat Ternate, dan bersikap sewenang-wenang.

Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis sehingga Portugis terdesak. Pada waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo sehingga Portugis mampu bertahan di Maluku.

Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun. Portugis berusaha menangkap Sultan Hairun, tetapi rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan Hairun dan tawanan lainnya. Akan tetapi, Portugis melakukan tindakan licik dengan mengajak Sultan Hairun berunding. Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh.

Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah pimpinan Sultan Baabullah (putra Sultan Hairun). Pada tahun 1574, benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai tahun 1975.

Ayo Berlatih!
Berdasarkan bacaan di atas, isilah kolom-kolom berikut sesuai dengan informasi yang kamu dapatkan dari bacaan!

Peristiwa Perlawanan terhadap Portugis

1. Alasan Ternate melakukan perlawanan:
Jawab;
Ternate mengadakan perlawanan karena Portugis serakah, ikut campur dalam pemerintahan, membenci agama rakyat Ternate, dan bersikap sewenang-wenang.

2. Pemimpin rakyat Aceh dan Ternate melakukan perlawanan:
a. Aceh:
  • Sultan Ali Mughayat Syah (1514–1528)
  • Sultan Alaudin Riayat Syah (1537–1568)
  • Sultan Iskandar Muda (1607–1636)
b. Ternate: Sultan Hairun dan Sultan Baabullah

3. Hasil perlawanan:
a. Aceh
  • Berhasil membebaskan Aceh dari upaya penguasaan bangsa Portugis.
  • Mengusir Portugis yang bersekutu dengan Johor.
b. Ternate
Benteng Portugis dapat direbut, kemudian Portugis menyingkir ke Hitu. Akhirnya, Portugis menguasai dan menetap di Timor Timur.

Peristiwa Perlawanan terhadap Belanda

Berikut beberapa tokoh dari beberapa daerah yang memimpin perlawanan terhadap Belanda.

Ayo Berdiskusi!
Bentuklah kelas menjadi 7 kelompok sesuai dengan jumlah tokoh pada peta tematik di atas. Bagilah satu tokoh kepada satu kelompok (bisa dengan diundi).

Setiap kelompok mencari informasi tentang perjuangan para tokoh sesuai dengan bagiannya masing-masing. Carilah dari buku-buku yang ada di perpustakaan, media elektronik, guru, atau sumber lain. Tuliskan sebanyak mungkin informasi yang telah kamu peroleh di bawah ini. Diskusikan hasilnya dengan temanmu!

Agar informasi kalian tentang perlawanan para pahlawan di berbagai daerah lengkap, pada akhir kegiatan, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.

Nama Tokoh
Sisingamangaraja
Daerah Asal
Sumatra Utara
Alasan Melakukan Perlawanan
  1. Adanya upaya kristenisasi yang dilakukan oleh Belanda
  2. Adanya keinginan Belanda untuk menguasai seluruh tanah Batak.
Bentuk-bentuk Perlawanan
  • Mengusir para zending
  • Menyerang dan menyergap Belanda
  • Mempersiapkan benteng pertahanan
Hasil Perlawanan Perlawanan
Karena kelicikan Belanda, perlawanan Sisingamangaraja mengalami kekalahan. Sehingga pada 17 Juni 1907 Sisingamangaraja XII meninggal dalam perlawanan terakhirnya di Aik Sibulbulon (Dairi)

Nama Tokoh
Sultan Ageng Tirtayasa
Daerah Asal
Banten
Alasan Melakukan Perlawanan
  1. Keinginan Belanda menguasai Banten
  2. Perompakan atau pembajakan kapal milik Banten Oleh Belanda
  3. Pembangunan bandar dagang oleh Belanda di Banten
Bentuk-bentuk Perlawanan
  • Melakukan serangan-serangan terhadap VOC.
  • Sultan Ageng Tirtayasa mengirim beberapa pasukannya untuk mengganggu kapal-kapal dagang VOC
  • Melakukan perusakan terhadap beberapa kebun tanaman tebu milik VOC
  • Melakukan peranng gerilya
Hasil Perlawanan Perlawanan
Pada akhirnya, perang Banten yang dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa ini tidak bisa dikatakan mengalami kekalahan, namun juga belum bisa dikatakan mendapat kemenangan atas VOC. Tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa berhasil ditangkap oleh VOC dengan tipu muslihat. Sultan Ageng ditawan di Batavia sampai wafatnya pada tahun 1692. Walaupun beliau wafat, rakyat Banten masih belum putus asa dalam memperjuangkan tanahnya dari penjajahan VOC.
Nama Tokoh
Pangeran Diponegoro
Daerah Asal
Yogyakarta
Alasan Melakukan Perlawanan
  1. Karena Belanda ikut campur dalam urusan keraton Yogyakarta
  2. Adanya berbagai campur tangan Belanda menyebabkan rusaknya adat istiadat Yogyakarta dan melemahnya kehidupan beragama
  3. Kaum bangsawan sangat dirugikan karena sebagian besar sumber penghasilannya diambil alih oleh Belanda
  4. Pajak yang sangat memberatkan rakyat
  5. Memasang patok pembuatan jalan yang mengenai makam leluhur Pangeran Diponegoro
        Bentuk-bentuk Perlawanan
        • Bersama-sama dengan pasukannya melarikan diri ke arah Tegalrejo untuk menghindari upaya penangkapan.
        • Menjadikan goa selarong sebagai basis dalam menentukan setiap perlawan gerilya.
        • Melakukan berbagai perang gerilya serta melakukan perlawanan besar-besaran ketika musim hujan tiba.
        • Menjadikan Kyai Mojo sebagai guru spiritual pemberontakan serta berkoordinasi dengan  I.S.K.S. Pakubowono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.
        • Memobilisasi para bandit profesional untuk ikut serta melakukan perlawanan.
        • Menentukan taktik dan strategi perang dengan sebaik mungkin berdasarkan informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, sertacurah hujan yang dibantu oleh para telik sandi dan kurir.
        Hasil Perlawanan Perlawanan
         Pada akhirnya, berbagai perlawanan dan peperangan yang dilakukan Pangeran Diponegoro beserta para panglima dan masyarakat Jawa, mengalami kekalahan setelah 5 tahun perjuangan. Perang ini dapat berakhir pada tahun 1830 diakibatkan Belanda menggunakan taktik Benteng Stelsel yang menyebabkan pergerakan Pangeran Diponegoro beserta prajuritnya menyempit. Kemudian Pangeran Diponegoro memilih untuk menyerahkan diri guna menyelamatkan sisa anggota laskarnya. Beliau pun kemudian ditangkap, dan diasingkan ke tanah Manado. Selepas itu beliau lalu dipindahkan ke Benteng Rotterdam Makasar hingga ajal menjemputnya pada 8 Januari 1855. Dengan demikian, berakhirlah seluruh perjuangan Pangeran Diponegoro beserta para laskarnya.

        Perlawanan terhadap para penjajah di berbagai daerah banyak mengalami kegagalan. Salah satu sebabnya adalah perlawanan yang dilakukan masih bersifat kedaerahan dan secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, perlawanan itu tidak akan kuat dan mudah diadu domba oleh penjajah.

        Negara kita sangat luas wilayahnya dan beragam pula sosial budayanya. Seandainya setiap daerah, suku, dan golongan bersatu padu melawan penjajah, niscaya penjajah dapat kita usir sejak dahulu kala.

        Tahukah kamu keragaman sosial budaya yang dimiliki oleh bangsa kita? Ayo, kita cari tahu!

        Tahukah Kamu?
        Keragaman Sosial Budaya di Indonesia
        Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.
        Adapun wujud budaya, yaitu:

        • gagasan atau ide, misalnya kepercayaan;
        • tindakan, misalnya upacara adat dan seni pertunjukan; serta
        • benda, misalnya pakaian adat dan senjata tradisional.

        Selain sebagai identitas, kebudayaan juga sebagai kepribadian suatu bangsa. Negara kita mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya kebudayan nasional. Hubungan antara keduanya sangat erat karena kebudayaan nasional bersumber dari kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional lahir sebagai hasil usaha akal budi atau pikiran seluruh bangsa Indonesia yang terdiri atas beragam ras dan suku.

        Faktor Penyebab Keragaman Bangsa Indonesia
        Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk. Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatra Utara) sampai Merauke (ujung Papua).

        Faktor Keturunan
        a. Ras di Indonesia
        Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, masyarakat Indonesia dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kelompok ras sebagai berikut.
        1. Kelompok ras Papua Melanezoid, terdapat di Papua, Pulau Aru, Pulau Kai.
        2. Kelompok ras Negroid, antara lain orang Semang di Semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
        3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
        4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi 2 (dua) golongan.Yaitu; a) Ras Proto Melayu (Melayu Tua) antara lain Suku Batak, Suku Toraja, Suku Dayak. b) Di samping kelompok ras di atas, masyarakat Indonesia juga terdiri atas kelompok warga keturunan China (ras Mongoloid), warga keturunan Arab, Pakistan, India, ras Kaukasoid, dan sebagainya yang hidup berdampingan membaur menjadi warga negara Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak mengenal superioritas suatu ras dan tidak menganut paham rasialisme.
        b. Suku di Indonesia
        Masyarakat Indonesia yang majemuk terdiri atas beberapa suku bangsa (etnis). Tiap-tiap suku bangsa memiliki bahasa dan adat istiadat serta budaya yang berbeda.

        Di suatu daerah, mungkin terdapat beberapa suku. Sebagai contoh di Sumatra terdapat suku Aceh, suku Melayu, dan suku Batak. Di Pulau Jawa terdapat suku Betawi, suku Sunda, suku Osing, dan suku Jawa. Bagaimana dengan daerahmu? Suku apa sajakah yang ada?
        5. Perbedaan Kondisi Geografis
        Perbedaan kondisi geografis turut berdampak pada munculnya berbagai ragam mata pencaharian. Contohnya perikanan, pertanian, kehutanan, dan perdagangan. Pada setiap bidang tersebut, mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan kondisi geografis lingkungan tempat tinggalnya.

        6. Pengaruh Kebudayaan Luar
        Bangsa Indonesia adalah contoh bangsa yang terbuka. Keterbukaan ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam membentuk keberagaman masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pengaruh asing yang pertama ialah ketika orang-orang dari India, Cina, dan Arab, kemudian disusul oleh orang-orang dari Eropa. Bangsa-bangsa tersebut datang dengan membawa kebudayaan masing-masing.
        LihatTutupKomentar